tag:blogger.com,1999:blog-59917498740215684572024-03-08T06:47:25.877-08:00Muhammad Tian Atqa dalam dunia MenulisSetiap kesempatan itu tidak ada yang kebetulan. Ini saatnya saya belajar menjadi seorang yang mau dan mampu mengembangkan bakat melalui kesempatan yang saya peroleh.
AlhamdulillahSeptian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-5991749874021568457.post-4160411603856496442010-05-18T05:39:00.000-07:002010-05-18T05:39:52.653-07:00Aku di Balik Hutan Aku di balik hutan<br />
Bersama air, gemuruh di seberang dekat sekali<br />
Bersama air, mengalir dari rintiknya hujan<br />
Ia berjalan tengah-tengah dedaunan bambu<br />
Bersama air, terjatuh dari dedaunan<br />
Menapaki tanah yang kutapak<br />
<br />
Aku di balik hutan<br />
Bersama air yang meraba-raba mencari tanpa lekuk<br />
Mencari mulut-mulut sungai<br />
Untuk kembali pada laut lepas<br />
mengairi tanah<br />
lalu menguap, kembali<br />
Pada kehitaman kumpulannya<br />
di balik awan<br />
sesekali membentuk pelangi<br />
<br />
Aku di balik hutan<br />
ikut meraba, seolah gelap tanpa gegap gempita sepotongpun<br />
mengingat hitam yang ku kumpulkan<br />
mencari sinar dibalik nya, aku<br />
berperan laiknya awan hitam<br />
gelap, mengundang gemuruh<br />
<br />
Aku di balik hutan<br />
berputar seperti putaran air<br />
yang sedari tadi menemaniku<br />
berkonsentrasi pada porosnya<br />
mencari jati diri pada kegelapan hutan malam<br />
laiknya air mencari mulut sungai<br />
pada tanah yang berliku.<br />
<br />
Aku di balik hutan<br />
belajar, mengitari perputaran air<br />
air berjudulkan jati diri sesungguhnya<br />
proses yang berputar menebak dan menerka<br />
aku<br />
Aku di balik hutan bersama sajak Tuhan<br />
mengalir dalam hujanSeptian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5991749874021568457.post-60884128741341972992010-05-17T21:46:00.000-07:002010-05-17T21:51:30.761-07:00PERGURUAN TINGGI TEKNOKRAT RAIH JUARA 2 DAN TERBAIK DI AJANG BAHASA INGGRIS TINGKAT NASIONAL<div style="text-align: justify;">BANDAR LAMPUNG- Setelah memenangkan berbagai kompetisi bahasa Inggris dan menjadi juara umum bertahan di ajang <i>EEC in Action (EIA) UNILA </i>tingkat Sumbagsel, 20 Februari 2010 lalu, kini perguruan tinggi Teknokrat kembali meraih juara dalam ajang kompetisi bergengsi <i>ALSA English Competition 2010</i> yang di selenggarakan sejak tanggal 15 April hingga 20 April 2010 lalu di Fakultas hukum Universitas Indonesia.Perlombaaan bahasa inggris yang diikuti oleh mahasiswa Teknokrat ini tergabung dalam organisasi besar <i>Teknokrat English Club</i> dan <i>G.O.D.</i> Perlombaan tersebut dibuka pasa tanggal 15 April di aula Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang disaksikan oleh berbagai kalangan dari kalangan pelajar hingga mahasiswa se Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ajang bahasa Inggris paling bergengsi tersebut diikuti oleh 19 mahasiswa dari Perguruan Tinggi Teknokrat yang tergabung dalam sebuah nama <i>Teknokrat Squad.</i> Beberapa kompetisi di antaranya, <i>News Casting, Story Telling, Speech Contest, Paper Presentation, Battle of Brain, dan Debate competition</i> diikuti oleh delegasi terbaik yang telah lulus seleksi kualifikasi internal di Pergruan Tinggi Teknokrat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mahasiswa-mahasiswi Teknokrat yang mewakili Perguruan Tinggi Teknokrat diantaranya adalah, Puti Intan dan Septian Trisilo Prabowo <i>( News Casting)</i>, Rara Agustina dan Retty Dwi P <i>(Story Telling)</i>, Ayu Febry Ismawanti dan Danang <i>(Speech Contest)</i>, Chandra wiguna dan Welly Agustinda <i>(Paper Presentation),</i> M.Yuseno Kardiansyah, Khifti Fatimah dan Ratna Dewi <i>( a team for Battle of Brain)</i> sementara pada ajang<i> Debate Competition</i> diikuti oleh dua tim yaitu Dede Pranata, M. Prasetyo dan Dian Febrisa sebagai tim I dengan N+1 Siuly, sementara Tim II terdiri dari Nurul Djanah, Indra Gunawan dan Febriantoso dengan N+1 Ruri K.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dari ke 19 delegasi tersebut diantaranya Puti Intan berhasil menduduki peringkat empat nasional sebagai finalis dalam ajang <i>News Casting</i>, Retty Dwi Puteri berhasil menduduki peringkat tiga dalam babak penyisihan dan menjadi finalis<i> Story Telling</i>, Ayu febry dan Danang berhasil menduduki Peringkat pertama dan keempat penyisihan dan menjadi finalis <i>Speech Contest, </i>Sementara Chandra Wiguna dan Welly Agustinda berhasil meraih juara kedua dan terbaik <i>(best paper)</i> dalam ajang <i>Paper Presentation.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">" Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pada tahun ini saya bersama teman-teman teknokrat squad berhasil menduduki peringkat terbaik di ajang Bahasa Inggris yang cukup bergengsi ini". Ujar Chandra Wiguna, mahasiswa semester enam yang berhasil meraih juara kedua <i>Paper Presentation</i> tersebut. Berbeda halnya dengan Welly Agustinda yang mengatakan bahwa ia sangat terkejut ketika mendapatkan juara terbaik <i>(Best Paper)</i> mengingat persiapan yang ia lakukan sangat sulit.</div><div style="text-align: justify;">" Saya merasa senang, gugup dan terkejut karena ini pengalaman pertama bagi saya mengikuti perlombaan semacam ini" ujar Welly.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Meskipun tahun ini tim debat dan tim <i>BOB</i> belum berhasil membawa pulang piala juara, namun ini sudah menjadi bagian yang paling baik dalam meraih prestasi di tingkat Nasional, mengingat banyak sekali delegasi yang memasuki peringkat sebagai finalis. Semoga Perguruan Tinggi Teknokrat mampu bersaing kembali di tahun-tahun berikutnya ( Septian, 18 Mei 2010)</div>Septian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5991749874021568457.post-49768174851086206932010-03-12T22:37:00.001-08:002010-03-12T22:37:21.603-08:00Septian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5991749874021568457.post-37645660806567692532010-03-10T19:32:00.000-08:002010-03-10T20:23:56.042-08:00BOLA ITU TIDAK PADAM KECUALI DI PADAMKAN<span style=";font-family:trebuchet ms;font-size:180%;" >M</span><span style="font-family:trebuchet ms;">enjadi perangai sebuah lilin ataupun lampu bagi saya tidak akan menambah sebuah nilai kebaikan. Bagaimana tidak, sementara ia menerangi umat di sekeliling tubuhnya, ia tak kuasa menerangi dirinya sendiri. Bahkan perlahan sejalan dengan waktu perangai lilin seperti itu meleleh membanjiri tubuh putih yang semula berdiri tegak seolah menantang gelap untuk di halangi hingga terang yang menjadi pemenang. Apakah cukup membanggakan prestasi sebuah lilin? tidak hanya sebatas lelehan yang mengecewakan bagi saya, lilin pula tak sanggup menerangi dirinya seorang diri. Ia mampu bersinar di tengah kegelapan dan kegalauan umat yang terjebak di dalamnya, namun ia tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri yang sejatinya ia adalah sang penerang bagi sang gelap, semestinya ia punh mampu berperan sebagai penerang bagi dirinya sang penerang. Ini yang di namakan </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" >Perangai lilin bukan Perangai bulan. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Itu lah mengapa saya lebih tertarik pada bulan , sebut saja si bola emas yang tak perlu meleleh saat ia menerangi yang gelap, tak perlu padam saat ia tertiup angin, bahkan tidak habis usia nya di makan zaman. Tak hanya itu yang membuat saya cinta akan rembulan. Ia tak sekedar menerangi sang gelap di malam yang sedikit pengap, ia pun mampu menjadi penerang bagi dirinya sendiri meski sesekali di bantu oleh bintang atau surya di saat gerhana. Tak menutup kemungkinan di saat mendung sekalipun pernah saya temukan dia dalam keadaan redup, laiknya lilin atau lampu </span><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >totok</span><span style="font-family:trebuchet ms;"> yang hendak padam karena kehabisan bahan bakar. Tapi sekali lagi itu bukan analogi yang tepat menurut saya karena bulan tetap seperti bola yang utuh meski dalam keadaan redup sekalipun sementara lilin ataupun lampu sekalipun tak kuat atas segala beban.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ketika ditemukan lampu padam, atau lilin habis terbakar pasti saya membeli lainnya. Begitu juga anda?. Semenatra seandainya saya buka saja jendela kamar lalu menatap ke arah atas yang sejatinya di penuhi bintang tak akan saya tengok bintang, yang akan saya tatap adalah bola itu. Tak akan di bilang indah bintang itu jika bola tak ada di samping-samping nya. Satu hal lagi yang membuat saya kagum akan perangai sebuah bola emas itu adalah tatkala datang gerhana yang mungkin sedikit menakutkan bagi saya(^^) tapi ada segi estetika yang saya lihat ketika ia bertemu surya dengan gairah ingin menunjukan kepada umat bahwa mereka yang sejatinya berasal dari sudut pandang yang berbeda mampu membentuk sebuah seni yang bernilai. Beda dengan lilin ataupun lampu </span><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >totok</span><span style="font-family:trebuchet ms;">, ah apalah mereka takkan sanggup seperti nya. Apa mungkin kita menyatukan lampu </span><span style="font-style: italic;font-family:trebuchet ms;" >totok</span><span style="font-family:trebuchet ms;"> dengan lilin hingga menjadi gerhana lilin? sekali lagi maaf saya tidak tertarik kalaupun itu terjadi. Mana ada lilin yang tak meleleh. Yang ada Bulan yang tak pernah padam, KECUALI IA DI PADAMKAN oleh Dzat yang memang menjadi pemilik mutlak untuknya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Sekali lagi , itulah yang membuat saya berpegang teguh pada pada sebuah prinsip. Saya tak mau menjadi LILIN tetapi saya sangat mau menjadi BULAN , bola emas yang di nanti kedatangannya saat sang malam berbicara. Bukan bintang, apalagi LILIN. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Ayo tinggalkan perangai kita yang selama ini tampak seperti lilin.</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">^^ ^^</span>Septian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5991749874021568457.post-52966363841384135492010-03-10T06:29:00.000-08:002010-03-10T06:35:48.157-08:00CINTAKalau pun haus aku akan sebuah makna kata cinta, akan ku hirup secukupnya. Tak kan berlebih.<br />lalu belum puas kah? entah siapa yang mengajari itu. Guru ku tak pernah mengajarkan cinta, apalagi orang tua ku. Sungguh tak pernah.<br />Bahkan buku-buku cinta pun tak pernah memberiku pendidikan mengenai makna apa itu cinta. tapi ia datang tanpa izin ku,mengetuk pintu pun tidak. Hanya menyelinap dalam gelap hatiku saat ini. Kesempatan pahit yang ia curi untuk melekat dalam hati, suci menjadi <span style="font-style: italic;">dirty</span>.<br /><br />Cinta, Adam kepada Hawa mencinta. Tapi hampa bagi jiwa insan sepertiku jika mencinta, karena pahit,menyiksa, itu yang ku rasa. Tuhan, temani aku dalam sepi hanya dengan cinta Mu. bukan dengan cinta yang lain.<br />oh Cinta..jahat kauSeptian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5991749874021568457.post-29185211355354010542010-03-03T19:20:00.000-08:002010-03-03T19:32:59.359-08:00Seberapa Jauh Efek Samping Dari BukuSesuai banyaknya istilah yang mengentimologikan hal-hal tabu menjadi nyata adalah karena buku,<br /><span style="font-style: italic;">" Membaca Adalah Jendela Dunia". </span>Untaian kalimat kuno sederhana namun masih dan akan selalu sarat akan makna, ah itu ku temukan tepat di dinding perpustakaan kampus yang serta merta tampil di hadapan ku saat jari-jari mengakses jejaring facebook.<br />Saya tidak akn pernah tahu bagaimana mendaftarkan diri saya dan meng-<span style="font-style: italic;">login-</span>kan data pribadi ke jejaring facebook tanpa pernah saya membaca buku yang bernama <span style="font-style: italic;">"Facebook".<br /></span>Dari sebuah buku yang mengajarkan saya mencari makna setiap langkah dimana tapak menetap,tanpa meninggalkan jejak kebodohan. Mungkin teman-teman mengira hanya dengan menanyakan cara mendaftar ke jejaring facebook melalui teman saja sudah cukup, namun salah kaprah bila imajinasi kita tempatkan di sana. Sejauh pengalaman saya, di antara teman-teman saya, ternyata lebih memudahkan saya mengetahui fungsi seluruh fitur yang ada,,(Walaupun facebook saya di buatkan oleh teman saya^^, tapi setelah itu saya baca tu buku")<br /><br />bersambung....<span style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;"></span><br /></span>Septian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5991749874021568457.post-84519256471323569722010-03-03T18:43:00.000-08:002010-03-03T18:50:47.646-08:00Septian'source<span style="font-style: italic;">Source</span> mungkin banyak mengartikan sumber,,benar sekali,,<br />tak semua manusia mampu memberi sumber ,apapun bentuknya,tanpa sebuah sumber.<br />namun Septian berusaha dalam memberikan semua sumber,,laiknya sang penulis berkata<br /><span style="font-style: italic;">"you are the source,becouse you give the source by having the source"<br /><br /> saya tak kan bisa memberi sumber tanpa kesiapan sumber, </span>Septian Prabuhttp://www.blogger.com/profile/07573308912010942059noreply@blogger.com0